Jumat, 12 Maret 2010

,,,,,

I thoughtlessly walk
Wherever my heart takes me
It seems I am looking for
Those that look similar to you
I'm still standing at the same place
It almost seems like you just tapped my sagging shoulders
And hid from my sight
Why are you not there? can I not see you?
Are my eyes looking too far?
I trusted that I could love again
Still you stay, branded in my heart unmoving.
What do I do?

It can't not be you.

I am so miserable
That I realized this now
The pictures
Make it look like I am still your love
The heat of your body and your face
I can still feel it
Deep inside my heart
Still I have romantic in my heart
I want to go back.

Kamis, 11 Maret 2010

penyesalan selalu datang terlambat.....T_T

alright,,sekian lama gx posting...makin berdampak buruk aja terhadap kualitas gaya menulis gw. but, pentingkah??just for enjoy my self, gx terlalu perduli ada orang baca ato gx..hehe

seperti judul yang gw tulis, penyesalan selalu datang terlambat. ada 1 kisah yang menurut gw ngena banget di hati gw dan bakal jadi pertimbangan gw buat jadi ortu kelak. gini ni ceritanya:

suatu hari ada sebuah keluarga kecil. kehidupan mereka cukup mapan. mobil mewah, punya pembantu, menurut gw hidup kayak gitu udah cukup memuaskan banget. Dalam sebuah keluarga kecil itu ada seorang anak yang masih kecil, yang belum bisa tau mana yang bener n yang salah kalo gx diarahin. Nah, kejadiannya bermula ketika suatu hari si anak ni lagi asik main.

Si anak tu ceritanya lagi maen coret2an pake batu gitu, sambil
dijagain ma pembantunya. Eh, gx taunya si anak malah gores-goresin batu itu ke mobil mewah punya bapaknya (ya jelaslah, kali aja di kira tembok ato buku gambar, namanya anak kecil kan belum ngerti), dan hasilnya mobil mewah tu kegores-gores dan baret dimana-mana.

Bapaknya yang tau hal itu langsung naik pitam gitu. marah tiada terkira, tu bapak langsung mukul tangan anaknya dengan tanpa belas kasihan. mungkin niatnya mau
ngasih pelajaran, supaya anaknya tau kalo mobil mewah itu gx boleh digores2...haha. si anak dimarahin, dipukulin, dan ibunya pun cuma diem ngeliatin dengan rasa iba.

lanjut, setelah adegan pemukulan yang dilakukan seorang bapak ke anaknya itu (kalo sekarang pasti Kak seto udah melancarkan kewajiban komisi anak-nya, hehe), sang anak pun nangis, dan dia dihibur ma pembantunya. si anak ( ceritanya nama samarannya A) bilang " mbok, kenapa A dipukul??kan A gx tau ...". Akhirnya, malam itu sang anak tidur ma pembantunya. Malam itu juga, te
rnyata tiba-tiba badan si anak panas tinggi. kontanlah pembantunya lapor ma majikannya, tapi si bapak yang mungkin saat itu masih menyimpan rasa kesal cuma bilang "kasih aja obat penurun panas".

Hal itu pun berlangsung ke beberapa malam berikutnya. si ibu pun bolak balik ke kamar pembantunya buat nengok anaknya, khawatir. Akhirnya, karena takut ada apa-apa si orangtua pun akhirnya bawa anaknya ke rumah sakit buat diperiksa. sang anak udah gx sadarkan diri, dan itulah yang membuat si orang tua bawa anaknya ke rumah sakit.


diperiksalah si anak ma dokternya. setelah diperiksa, si dokter minta buat bicara ma kedua orang tua si anak itu. dokter bilang "dengan berat hati harus saya katakan
bahwa anak bapak harus kami amputasi tangannya, bapak atau ibu silahkan menandatangani suratnya".

Si bapak pun kontan kaget, mendengar apa yang bakalan menimpa buah hatinya itu. "kenapa dok?kenapa anak saya harus diamputasi?apa yang terjadi?" kata bapaknya. "demam tinggi anak bapak ini disebabkan luka pada tangannya. luka pada tangannya sudah membusuk, sehingga tiada yang dapat dilakukan selain mengamputasi tangannya, dikhawatirkan jika terus dibiarkan kebusukannya akan menyebar"

Bukan kepalang perasaan kedua orang tua si anak. kaget bukan main. ternyata, apa yang mereka perbuat telah melukai anaknya jauh, jauh, dan jauh lebih dalam.

Ketika si anak bangun usai operasi, dengan melihat tangannya yang udah diamputasi itu, kontan si anak nangis sambil bilang " ayah, ibu, maafin A. A janji gx akan nakal coret-coret mobil lagi. kenapa tangan A dipotong?"




hehe...gw sedih, sekaligus miris bacanya. merinding tiada t
erkira, nyoba bayangin tapi terlalu takut juga. itulah, sebenarnya ini cuma sekedar contoh kecil aja. banyak hal-hal lain yang kadang kita lakukan secara gx sadar dan sepele, tapi justru itu berdampak sedikit mengerikan. ya, mending sih kalo akibatnya kita sendiri yang nanggung, toh itu kan hasil perbuatan kita. tapi, gimana kalo ternyata perbuatan itu malah nyakitin orang lain??wah...dzalim dong??hehe

Tanpa ataupun secara sadar, itu sedikit mempengaruhi pandangan gw terhadap "menjadi orangtua". ternyata, tugas mereka itu sulit. gw mikir, tugas mereka ternyata amat sangat sulit, asli susah. kalo salah didik, masa depan anaknyalah yang bakal jadi taruhan. berterima kasih banget buat kedua orangtuaku, walaupun gw gx merasa gw selalu hidup sempurna tanpa kesalahan, tapi gw sadar bahwa rencana mereka terhadap masa depan gw selalu jauh lebih penting daripada kepentingan mereka sendiri.

Rencana masa depan yang udah mereka susun bwt gw, em
ang kadang berdampak gx adil buat kita pas di usia itu. gw masih inget banget, saat itu pas masih sd kelas 1 lah, ortu gw gx pernah ngasih gw uang buat jajan, dengan syarat gw harus janji bakal jajan di kantin sekolah. alhasil, gw kadang diejek temen2 gw, dikata-katain gx punya uanglah, orangtua gw miskinlah, gx pernah jajan, dan jujur pas saat itu juga gw ngiri ma mereka yang dikasih duit bekel banyak ma ortunya dan bisa jajan apa dan dimana aja. gw ngerasa hal itu gx adil bwt gw, tapi tanpa gw sadari ternyata itu yang membentuk pola pikir gw pas udah seumuran sekarang ini. gw jadi lebih milih hal2 yang lebih penting.

"Tanpa kita sadari, ternyata mereka sudah merencanakan masa depan kita jauh sebelum kita tau apa itu dunia, jauh sebelum kita tau cara berterimakasih kepada mereka, dan jauh sebelum kita tau bahwa yang mereka lakukan itu semata-mata karena sayang sama kita"
(gx termasuk ma kategori ortu pas cerita yang gw ceritain di atas ya..^^)


puisi bwt ortuku dirumah, tidak perduli mereka baca ini at
o gx, tapi yang lebih penting rasa sayang gw yang harus sampai ke mereka


ibu, bapak
ijinkan aku menyesal sekarang
dikala aku belum tau berapa banyak peluh yang kau keluarkan hingga aku jadi sebesar ini

dikala aku belum tau berapa banyak air mata yang telah kau keluarkan atas bentakanku, kesalku, umpatku, komentarku atas uang jajan yang kurang, dan perilakuku yang selalu membuatmu mengelus dada

dikala aku belum tau berapa banyak hartamu yang selalu kau jual hanya untuk menutupi uang sekolahku
dikala aku belum tau seberap
a besar hal yang kau lakukan, rela kerja lembur hanya untuk memandangku cantik saat lebaran tiba
dikala aku belum tau betapa laparnya engkau ketika uang makanmu harus engkau relakan untuk anakmu yang kekurangan uang di rantauan sana
dikala aku belum tau berapa banyak doa yang setiap shalat kau panjatkan, dengan ribuan dzikir dan air mata mohon ampun karena merasa salah dalam mendidikku


Aku mohon dengan sangat

ibu, bapak
ijinkan aku menyesal sekarang

dikala aku belum bisa memperhatikan banyaknya raut di kening ketika melihat kartu bayaran SPP dan BOP ku tiap semester

dikala aku belum tau apa yang engkau lakukan tidak pernah untuk membuatku berjalan ke arah yang salah
dikala aku belum paham betapa selama ini, begitu banyak hal yang kau lakukan, ternyata karena semata-mata engkau sayang padaku


ibu, bapak ijinkan
aku menyesal sekarang

walaupunku tau engkau takkan pernah membuat semuanya terbongkar kepadaku

peluhmu, kesalmu, air matamu, hartamu, lelahmu, sakitmu, sayangmu, bahkan darahmu yang takkan pernah kau tunjukkan seberapa besar itu telah dikorbankan untukku

kuingin menyesal sekarang

sehingga aku tau betapa sangat besar yang kukorbankan untukku

sehingga aku tau betapa sangat besar rasa sayang yang ingin kau tunjukkan untukku

sehingga aku b
enar-benar tau, ternyata semua yang engkau lakukan semata-mata untuk merancang masa depan yang indah untukku.